Pages

Senin, 08 April 2013

Menciptakan Generasi Rabbani yang Unggul dengan Memperbaiki Wanita

                                                               Oleh : Jusman as-Sinjayi


           
               Untuk menilai suatu kaum itu baik atau buruk maka lihatlah para wanitanya, jika wanitanya baik, maka dapat dipastikan kaum tersebut adalah generasi yang baik, begitu pula sebaliknya jika wanita suatu kaum itu buruk maka buruk pulalah generasi tersebut.
            Wanita adalah tiang Negara,  ungkapan ini sangat akrab ditelinga kita, namun sayangnya kita tidak tahu makna yang terkandung didalamnya. Ibarat sebuah tiang, wanita merupakan penyangga bagi tegaknya sebuah masyarakat atau negara. Ini berarti keberadaan kaum wanita baik dan buruknya, sangat menentukan eksis tidaknya sebuah generasi masyarakat atau negara, karena wanita, terutama dalam kedudukannya sebagai ibu, berperan sangat penting dalam membentuk dan membangun sosok suatu generasi.
            Itulah sebabnya Rasulullah sallallahu alaihi wa salllam, menjanjikan para orang tua yang mampu mendidik dan mengasuh beberapa anak perempuannya dengan baik, dengan kebaikan dan pahala yang banyak, sebagaimana dalam sabdanya:
“Siapa yang memelihara dua anak perempuan hingga keduanya mencapai usia baligh maka orang tersebut akan datang pada hari kiamat dalam keadaan aku dan dia seperti dua jari ini.” Beliau menggabungkan jari-jemarinya. (HR. Muslim no. 6638 dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu).

Kamis, 21 Februari 2013

أين حجابك يا أختاه



أين حجابك يا أختاه


أين حجابك يا أختاه             رمز العفة والطهر
ما كان جمال لولاه              فحجابك معنى البشر
أختاه ........

أختاه أعيذك من ضر            لا يجلب لك غير الشر
أختاه........

فرشي التراب

فرشي التراب

فرشي التراب يضمني وهو غطائي   
                   حولي الرمال تلفني بل من ورائي
واللحد يحكي ظلمة فيها ابتلائي              
                  والنور خط كتابه أنسي لقائي
والأهل أين حنانهم باعوا وفائي                    والصحب أين جموعهم تركوا إخائي
والمال أين حناؤه صار ورائي                     والاسم أين بريقه بين الثناء
هذي نهاية حالي فرشي التراب.....

Rabu, 20 Februari 2013

أمي فلسطين

أمي فلسطين

رأيته  مطرقا يبكي فأبكاني         
                              وهاج من قلبي المكلوم أشجاني
في زهرة العمر إلا أن دهرك لا          
                             يرعى الشيوخ ولا يرثي للصبياني
بكى فكادت له نفسي تذوب أسى            كأن راميه بالسهم أصماني
دنوت منه أحاكيه وأسأله                      علي أواسي جراح المثقل العاني
سألت ما اسمك قال اسمي يدل على           معنى غريب على مثلي أنا هاني

أحب الله

أحب الله

أحب الله من قلبي            
             وأقصده على دربي
أعدده من فضائله          
             فلا تحسي له كتبي
له أسماؤه الحسنى         
             معانيها بلا ريب
له الآيات شاهدة       
             على حكم له تنبي
أدقق خلا ئقه                فأشهد أنه ربي
فيعلم كل خافية             ويسمع نضة اللب
فأدعوه وأسأله              فأشعر أنه جنبي
أصون الله في سمعي             وفي بصري وفي قلبي

Selasa, 12 Februari 2013

Katakan “Tidak” Untuk Valentine’s Day



Oleh Jusman as-Sinjayi

            Tanggal 14 Pebruari  merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi lainnya. Hal ini disebabkan kepercayaan mereka bahwa pada hari ini adalah hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
Bertukaran bingkisan, bertukaran coklat, bertukaran kartu bertema cinta, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya menjadi ciri khas dari hari ini. Valentine’s Day, itulah nama yang mereka berikan untuk hari ini, sebuah hari di mana sebagian orang menjadikan hari ini sebagai hari khusus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang mereka.
Tak terhitung ribuan bahkan jutaan orang merayakan sebuah hari yang kita kenal sebagai Hari St. Valentine ini. Jutaan kartu berbentuk hati dan cokelat diberikan sebagai hadiah,  bahkan gereja-gereja mengadakan pesta besar-besaran pada hari yang juga disebut "Hari Cinta" ini. Di sekolah-sekolah, dari pra sekolah hingga Teman Kanak-kanak, anak-anak sampai orang dewasa dari segala usia juga turut serta melakukan pertukaran kartu yang berbentuk hati dan kata-kata yang terdengar dimana-mana pada hari ini adalah, “Be my valentine”.

Minggu, 30 Desember 2012

Ya Allah Aku Jatu Cinta


Bismillah..
Add caption
Ya Allah
Jika aku jatuh cinta
Cintakanlah aku pada seseorang
Yang melabuhkan cintanya pada-Mu
Agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu


Ya Muhaimin
Jika aku jatuh hati
Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
Yang hatinya tertaut pada-Mu
Agat tidak terjatuh aku dalam jurang cinta nafsu


Ya Rabbana
Jika aku jatuh hati
Jagalah hatiku padanya
Agar tidak berpaling daripada hati-Mu


Ya Rabbul Izzati
Jika aku rindu
Rindukanlah aku pada seseorang
Yang merindui syahid di jalan-Mu

Senin, 17 Desember 2012

Harapan di Setiap Ibadahku

                                                               Oleh: Jusman as-Sinjayi  
                                                                                                                         
            Tak pernah sekalipun terlintas dalam benakku keinginan untuk menulis, atau merangkai kata-kata untuk dijadikan sebuah tulisan, apalagi berkeinginan menjadi seorang penulis. Namun aku merasa terpanggil untuk mengukir untaiyan kata-kata di atas kertas ini, dikarenakan percakapan dua orang yang sama-sama masbuk siang tadi.

             Mulanya, kedua orang yang masbuk tersebut mendapati Imam dalam keadaan sujud. Orang pertama cepat-cepat  bertakbir kemudian sujud bersama Imam, sedangkan orang kedua memilih tetap berdiri menunggu imam bangkit untuk rakaat berikutnya. Selesai shalat dilaksanakan, orang pertama bertanya “mengapa anda tidak sujud bersama imam..?”, yang kemudian dijawab dengan pertanyaan yang cukup simpel “untuk apa…?”, “percuma…!.

             Mungkin bagi sebagian orang, pertanyaan yang sekaligus jawaban tersebut, tidak perlu dijawab. Karena ia merupakan jawaban, bukan pertanyaan, dan bila kita mencoba mengaitkannya dengan pertanyaan orang pertama tadi,  dapat dikatakan bahwa orang tersebut ingin mengatakan “untuk apa sujud jika kita tidak mendapatkan rakaat tersebut ?”, atau dia ingin mengatakan “apa gunanya sujud yang tidak dihitung ?, bukankah rakaat itu dihitung jika kita mengikuti Imam dari pertama, atau mendapati Imam dalam keadaan ruku’ ?”.

Rabu, 12 Desember 2012

Resume Buku

                                                           Oleh: Jusman as-Sinjayi

Judul Buku: Keajaiban Shalat Subuh, (Menguak Misteri Kemuliaan dalam Shalat Subuh).
Pengarang: Dr. Imad Ali Abdus Sami Husain, (Doktor Bidang Dakwah danTsaqofah Islamiyah Universitas al-Azhar Kairo).
Penerbit: Wacana Ilmiah Press (WIP), Solo.
Tahun Terbit: Februari 2006, Cetakan Pertama.
Tebal: 167 Hal: 140 x 205 mm.
Judul Asli: al-Badru fi al-Hatstsi ‘ala Sholati al-Fajri.
Pengantar: Dr. Muhammad Hasyim Mahmud, (Dosen Pembantu Jurusan Fiqh Perbandingan Fakultas Syari’ah al-Azhar, Kota Asyuth) dan Syaikh Ali Mahmud Abu al-Hasan, (Ketua Umum Bagian Dakwah Komite Fatwa al-Azhar al-Syarif).
Penerjemah: Muhammad Syedayet.
Editor: Mutsanna Abdul Qohhar & Muhammad Albani.
                                                                                                                        
Jika melihat dalil-dalil dari al-Qur’an dan al-Sunnah beserta perkataan Sahabat-Sahabat Nabi saw dan para Salaf as-Soleh, kita akan mendapati bahwa shalat Subuh merupakan shalat yang istimewa. Karena itu, tak hairan jika pada zaman Sahabat dan pada zaman Salaf as-Soleh, Masjid-Masjid penuh dengan orang-orang yang menunaikan shalat Subuh, jumlah mereka seperti tak ada bedanya dengan saat mereka menunaikan shalat Jum’at.

Islam



ISLAM


the word of Islam comes from the Arabic "Salima" which means safe and peaceful.
Word “salima” is then converted into word “Islam” that means surrendering and go in peace. Therefore, those who have surrendered, submissive, and obedient to Allah swt referred to as Muslims.
      Relate to the description, it can be deduced that the word Islam means etimologically as  obedient, submissive, and submit to Allah swt, in search of salvation and happiness in this world and the hereafter.
      Terminologically, Islam is submission of a servant to the divine revelation which was revealed to the prophets and apostles especially Prophet Muhammad to be a way of life as well as the law or the rules of Allah to guide mankind to the straight path, to the happiness of the world and the hereafter.

Cintailah Kebersihsan



Oleh: Jusman as-Sinjayi


Seorang anak memaki habis-habisan teman sekamarnya karena kekesalannya. Kebiasaan temannya membuang tysu di lantai kamar dan membiarkan alat makan yang telah dipakainya begitu saja tanpa di cuci dan di simpan pada tempatnya membuatnya naik pitam. Kamar yang dibersihkannya setiap hari, selalu saja berantakan dan dipenuhi dengan sampah. Tysu berserakan di mana-mana, piring-piring dan gelas-gelas kotor dipenuhi dengan semut, di tambah lagi bau basi piring-piring tersebut membuatnya muak dan habis kesabaran, “hei, kau tau nga tempat sampah ?”, kau anggap orang yang tinggal di sini anjing apa manusia?”, katanya kesal.
Jika anda pernah mondok atau ngekos bareng, anda mungkin salah seorang yang pernah merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan anak tersebut, atau anda mungkin melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan teman anak tersebut. Memakai piring kemudian tidak mencucinya, menyimpannya di bawa ranjang, membiarkan sisa nasi yang ada pada piring tersebut basi, berulat, kemudian ditumbuhi jamur berwarna kuning sampai bekas tersebut kering.

Fiqh Muamalah



PENDAHULUAN

      Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan Islam sebagai agama ummat manusia, menjadikannya agama yang sempurna dan memerintahkan agar tetap berpegeng teguh kepadanya hingga datangnya kematian. Selawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada hambah dan Rasulnya, Muhammad saw, keluarganya dan Sahabat-sahabatnya.
      Islam adalah agama yang komleks dan dinamis, segala hal semua sudah diatur sedemikian rupa, salah satu aturan dalam Islam tersebut telah termaktub dalam ilmu Fiqh Muamalah. Didalamnya mencakup seluruh sisi kehidupan individu dan masyarakat, baik perekonomian, sosial kemasyarakatan, politik bernegara, serta lainnya. Para ulama’ mujtahid dari kalangan para sahabat, tabi’in, dan yang setelah mereka, tidak henti-hentinya mempelajari semua yang dihadapi kehidupan manusia dari fenomena dan permasalahan tersebut, di atas dasar usul syariat dan kaidah-kaidahnya. Yang bertujuan untuk menjelaskan dan menjawab hukum-hukum permasalahan tersebut supaya dapat dimanfaatkan pada masa-masanya dan setelahnya.

Nikah Mut’ah dalam Prespektif islam




A.      Pengertian Nikah Mut’ah
    Secara etimologi, Mut’ah bersal dari kata tamatta’a, yatamatta’u tamattu’an yang artinya mengambil manfaat dari sesuatu[1]. Adapun Nikah Mut’ah secara etimologi berkumpul atau bercampur, sedangkan menurut syari’at secara hakekat adalah akad (nikah) dan secara majaz adalah al-wath’u (hubungan seksual) menurut pendapat yang shahih[2], karena tidak diketahui sesuatupun tentang penyebutan kata nikah dalam kitab Allah -Subhanahu wa ta’ala- kecuali untuk makna at-Tazwiij (perkawinan)[3].  
      Menurut istilah, Nikah Mut’ah adalah seseorang laki-laki menikahi seorang wanita dengan sesuatu dari harta untuk jangka waktu tertentu, pernikahan ini berakhir dengan berakhirnya waktu tersebut tanpa adanya perceraian, juga tidak ada kewajiban nafkah dan tempat tinggal serta tidak ada waris-mewarisi diantara keduanya apabila salah satunya meninggal sebelum berakhirnya masa pernikahan[4]. Pernikahan ini juga tidak mensyaratkan adanya saksi, tidak disyaratkan adanya ijin dari bapak atau wali, dan status wanitanya sama dengan wanita sewaan atau budak[5].

Menciptakan Generasi Rabbani yang Unggul dengan Memperbaiki Wanita

                                                               Oleh : Jusman as-Sinjayi


           
               Untuk menilai suatu kaum itu baik atau buruk maka lihatlah para wanitanya, jika wanitanya baik, maka dapat dipastikan kaum tersebut adalah generasi yang baik, begitu pula sebaliknya jika wanita suatu kaum itu buruk maka buruk pulalah generasi tersebut.
            Wanita adalah tiang Negara,  ungkapan ini sangat akrab ditelinga kita, namun sayangnya kita tidak tahu makna yang terkandung didalamnya. Ibarat sebuah tiang, wanita merupakan penyangga bagi tegaknya sebuah masyarakat atau negara. Ini berarti keberadaan kaum wanita baik dan buruknya, sangat menentukan eksis tidaknya sebuah generasi masyarakat atau negara, karena wanita, terutama dalam kedudukannya sebagai ibu, berperan sangat penting dalam membentuk dan membangun sosok suatu generasi.
            Itulah sebabnya Rasulullah sallallahu alaihi wa salllam, menjanjikan para orang tua yang mampu mendidik dan mengasuh beberapa anak perempuannya dengan baik, dengan kebaikan dan pahala yang banyak, sebagaimana dalam sabdanya:
“Siapa yang memelihara dua anak perempuan hingga keduanya mencapai usia baligh maka orang tersebut akan datang pada hari kiamat dalam keadaan aku dan dia seperti dua jari ini.” Beliau menggabungkan jari-jemarinya. (HR. Muslim no. 6638 dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu).

أين حجابك يا أختاه



أين حجابك يا أختاه


أين حجابك يا أختاه             رمز العفة والطهر
ما كان جمال لولاه              فحجابك معنى البشر
أختاه ........

أختاه أعيذك من ضر            لا يجلب لك غير الشر
أختاه........

فرشي التراب

فرشي التراب

فرشي التراب يضمني وهو غطائي   
                   حولي الرمال تلفني بل من ورائي
واللحد يحكي ظلمة فيها ابتلائي              
                  والنور خط كتابه أنسي لقائي
والأهل أين حنانهم باعوا وفائي                    والصحب أين جموعهم تركوا إخائي
والمال أين حناؤه صار ورائي                     والاسم أين بريقه بين الثناء
هذي نهاية حالي فرشي التراب.....

أمي فلسطين

أمي فلسطين

رأيته  مطرقا يبكي فأبكاني         
                              وهاج من قلبي المكلوم أشجاني
في زهرة العمر إلا أن دهرك لا          
                             يرعى الشيوخ ولا يرثي للصبياني
بكى فكادت له نفسي تذوب أسى            كأن راميه بالسهم أصماني
دنوت منه أحاكيه وأسأله                      علي أواسي جراح المثقل العاني
سألت ما اسمك قال اسمي يدل على           معنى غريب على مثلي أنا هاني

أحب الله

أحب الله

أحب الله من قلبي            
             وأقصده على دربي
أعدده من فضائله          
             فلا تحسي له كتبي
له أسماؤه الحسنى         
             معانيها بلا ريب
له الآيات شاهدة       
             على حكم له تنبي
أدقق خلا ئقه                فأشهد أنه ربي
فيعلم كل خافية             ويسمع نضة اللب
فأدعوه وأسأله              فأشعر أنه جنبي
أصون الله في سمعي             وفي بصري وفي قلبي

Katakan “Tidak” Untuk Valentine’s Day



Oleh Jusman as-Sinjayi

            Tanggal 14 Pebruari  merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi lainnya. Hal ini disebabkan kepercayaan mereka bahwa pada hari ini adalah hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
Bertukaran bingkisan, bertukaran coklat, bertukaran kartu bertema cinta, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya menjadi ciri khas dari hari ini. Valentine’s Day, itulah nama yang mereka berikan untuk hari ini, sebuah hari di mana sebagian orang menjadikan hari ini sebagai hari khusus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang mereka.
Tak terhitung ribuan bahkan jutaan orang merayakan sebuah hari yang kita kenal sebagai Hari St. Valentine ini. Jutaan kartu berbentuk hati dan cokelat diberikan sebagai hadiah,  bahkan gereja-gereja mengadakan pesta besar-besaran pada hari yang juga disebut "Hari Cinta" ini. Di sekolah-sekolah, dari pra sekolah hingga Teman Kanak-kanak, anak-anak sampai orang dewasa dari segala usia juga turut serta melakukan pertukaran kartu yang berbentuk hati dan kata-kata yang terdengar dimana-mana pada hari ini adalah, “Be my valentine”.

Ya Allah Aku Jatu Cinta


Bismillah..
Add caption
Ya Allah
Jika aku jatuh cinta
Cintakanlah aku pada seseorang
Yang melabuhkan cintanya pada-Mu
Agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu


Ya Muhaimin
Jika aku jatuh hati
Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
Yang hatinya tertaut pada-Mu
Agat tidak terjatuh aku dalam jurang cinta nafsu


Ya Rabbana
Jika aku jatuh hati
Jagalah hatiku padanya
Agar tidak berpaling daripada hati-Mu


Ya Rabbul Izzati
Jika aku rindu
Rindukanlah aku pada seseorang
Yang merindui syahid di jalan-Mu

Harapan di Setiap Ibadahku

                                                               Oleh: Jusman as-Sinjayi  
                                                                                                                         
            Tak pernah sekalipun terlintas dalam benakku keinginan untuk menulis, atau merangkai kata-kata untuk dijadikan sebuah tulisan, apalagi berkeinginan menjadi seorang penulis. Namun aku merasa terpanggil untuk mengukir untaiyan kata-kata di atas kertas ini, dikarenakan percakapan dua orang yang sama-sama masbuk siang tadi.

             Mulanya, kedua orang yang masbuk tersebut mendapati Imam dalam keadaan sujud. Orang pertama cepat-cepat  bertakbir kemudian sujud bersama Imam, sedangkan orang kedua memilih tetap berdiri menunggu imam bangkit untuk rakaat berikutnya. Selesai shalat dilaksanakan, orang pertama bertanya “mengapa anda tidak sujud bersama imam..?”, yang kemudian dijawab dengan pertanyaan yang cukup simpel “untuk apa…?”, “percuma…!.

             Mungkin bagi sebagian orang, pertanyaan yang sekaligus jawaban tersebut, tidak perlu dijawab. Karena ia merupakan jawaban, bukan pertanyaan, dan bila kita mencoba mengaitkannya dengan pertanyaan orang pertama tadi,  dapat dikatakan bahwa orang tersebut ingin mengatakan “untuk apa sujud jika kita tidak mendapatkan rakaat tersebut ?”, atau dia ingin mengatakan “apa gunanya sujud yang tidak dihitung ?, bukankah rakaat itu dihitung jika kita mengikuti Imam dari pertama, atau mendapati Imam dalam keadaan ruku’ ?”.

Resume Buku

                                                           Oleh: Jusman as-Sinjayi

Judul Buku: Keajaiban Shalat Subuh, (Menguak Misteri Kemuliaan dalam Shalat Subuh).
Pengarang: Dr. Imad Ali Abdus Sami Husain, (Doktor Bidang Dakwah danTsaqofah Islamiyah Universitas al-Azhar Kairo).
Penerbit: Wacana Ilmiah Press (WIP), Solo.
Tahun Terbit: Februari 2006, Cetakan Pertama.
Tebal: 167 Hal: 140 x 205 mm.
Judul Asli: al-Badru fi al-Hatstsi ‘ala Sholati al-Fajri.
Pengantar: Dr. Muhammad Hasyim Mahmud, (Dosen Pembantu Jurusan Fiqh Perbandingan Fakultas Syari’ah al-Azhar, Kota Asyuth) dan Syaikh Ali Mahmud Abu al-Hasan, (Ketua Umum Bagian Dakwah Komite Fatwa al-Azhar al-Syarif).
Penerjemah: Muhammad Syedayet.
Editor: Mutsanna Abdul Qohhar & Muhammad Albani.
                                                                                                                        
Jika melihat dalil-dalil dari al-Qur’an dan al-Sunnah beserta perkataan Sahabat-Sahabat Nabi saw dan para Salaf as-Soleh, kita akan mendapati bahwa shalat Subuh merupakan shalat yang istimewa. Karena itu, tak hairan jika pada zaman Sahabat dan pada zaman Salaf as-Soleh, Masjid-Masjid penuh dengan orang-orang yang menunaikan shalat Subuh, jumlah mereka seperti tak ada bedanya dengan saat mereka menunaikan shalat Jum’at.

Islam



ISLAM


the word of Islam comes from the Arabic "Salima" which means safe and peaceful.
Word “salima” is then converted into word “Islam” that means surrendering and go in peace. Therefore, those who have surrendered, submissive, and obedient to Allah swt referred to as Muslims.
      Relate to the description, it can be deduced that the word Islam means etimologically as  obedient, submissive, and submit to Allah swt, in search of salvation and happiness in this world and the hereafter.
      Terminologically, Islam is submission of a servant to the divine revelation which was revealed to the prophets and apostles especially Prophet Muhammad to be a way of life as well as the law or the rules of Allah to guide mankind to the straight path, to the happiness of the world and the hereafter.

Cintailah Kebersihsan



Oleh: Jusman as-Sinjayi


Seorang anak memaki habis-habisan teman sekamarnya karena kekesalannya. Kebiasaan temannya membuang tysu di lantai kamar dan membiarkan alat makan yang telah dipakainya begitu saja tanpa di cuci dan di simpan pada tempatnya membuatnya naik pitam. Kamar yang dibersihkannya setiap hari, selalu saja berantakan dan dipenuhi dengan sampah. Tysu berserakan di mana-mana, piring-piring dan gelas-gelas kotor dipenuhi dengan semut, di tambah lagi bau basi piring-piring tersebut membuatnya muak dan habis kesabaran, “hei, kau tau nga tempat sampah ?”, kau anggap orang yang tinggal di sini anjing apa manusia?”, katanya kesal.
Jika anda pernah mondok atau ngekos bareng, anda mungkin salah seorang yang pernah merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan anak tersebut, atau anda mungkin melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan teman anak tersebut. Memakai piring kemudian tidak mencucinya, menyimpannya di bawa ranjang, membiarkan sisa nasi yang ada pada piring tersebut basi, berulat, kemudian ditumbuhi jamur berwarna kuning sampai bekas tersebut kering.

Fiqh Muamalah



PENDAHULUAN

      Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan Islam sebagai agama ummat manusia, menjadikannya agama yang sempurna dan memerintahkan agar tetap berpegeng teguh kepadanya hingga datangnya kematian. Selawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada hambah dan Rasulnya, Muhammad saw, keluarganya dan Sahabat-sahabatnya.
      Islam adalah agama yang komleks dan dinamis, segala hal semua sudah diatur sedemikian rupa, salah satu aturan dalam Islam tersebut telah termaktub dalam ilmu Fiqh Muamalah. Didalamnya mencakup seluruh sisi kehidupan individu dan masyarakat, baik perekonomian, sosial kemasyarakatan, politik bernegara, serta lainnya. Para ulama’ mujtahid dari kalangan para sahabat, tabi’in, dan yang setelah mereka, tidak henti-hentinya mempelajari semua yang dihadapi kehidupan manusia dari fenomena dan permasalahan tersebut, di atas dasar usul syariat dan kaidah-kaidahnya. Yang bertujuan untuk menjelaskan dan menjawab hukum-hukum permasalahan tersebut supaya dapat dimanfaatkan pada masa-masanya dan setelahnya.

Nikah Mut’ah dalam Prespektif islam




A.      Pengertian Nikah Mut’ah
    Secara etimologi, Mut’ah bersal dari kata tamatta’a, yatamatta’u tamattu’an yang artinya mengambil manfaat dari sesuatu[1]. Adapun Nikah Mut’ah secara etimologi berkumpul atau bercampur, sedangkan menurut syari’at secara hakekat adalah akad (nikah) dan secara majaz adalah al-wath’u (hubungan seksual) menurut pendapat yang shahih[2], karena tidak diketahui sesuatupun tentang penyebutan kata nikah dalam kitab Allah -Subhanahu wa ta’ala- kecuali untuk makna at-Tazwiij (perkawinan)[3].  
      Menurut istilah, Nikah Mut’ah adalah seseorang laki-laki menikahi seorang wanita dengan sesuatu dari harta untuk jangka waktu tertentu, pernikahan ini berakhir dengan berakhirnya waktu tersebut tanpa adanya perceraian, juga tidak ada kewajiban nafkah dan tempat tinggal serta tidak ada waris-mewarisi diantara keduanya apabila salah satunya meninggal sebelum berakhirnya masa pernikahan[4]. Pernikahan ini juga tidak mensyaratkan adanya saksi, tidak disyaratkan adanya ijin dari bapak atau wali, dan status wanitanya sama dengan wanita sewaan atau budak[5].
 

Blogger news

Blogroll

animasi blog

About