Pages

Selasa, 12 Februari 2013

Katakan “Tidak” Untuk Valentine’s Day



Oleh Jusman as-Sinjayi

            Tanggal 14 Pebruari  merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi lainnya. Hal ini disebabkan kepercayaan mereka bahwa pada hari ini adalah hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
Bertukaran bingkisan, bertukaran coklat, bertukaran kartu bertema cinta, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya menjadi ciri khas dari hari ini. Valentine’s Day, itulah nama yang mereka berikan untuk hari ini, sebuah hari di mana sebagian orang menjadikan hari ini sebagai hari khusus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang mereka.
Tak terhitung ribuan bahkan jutaan orang merayakan sebuah hari yang kita kenal sebagai Hari St. Valentine ini. Jutaan kartu berbentuk hati dan cokelat diberikan sebagai hadiah,  bahkan gereja-gereja mengadakan pesta besar-besaran pada hari yang juga disebut "Hari Cinta" ini. Di sekolah-sekolah, dari pra sekolah hingga Teman Kanak-kanak, anak-anak sampai orang dewasa dari segala usia juga turut serta melakukan pertukaran kartu yang berbentuk hati dan kata-kata yang terdengar dimana-mana pada hari ini adalah, “Be my valentine”.

Sebenarnya kebiasaan memberi hadiah untuk orang lain merupakan suatu perbuatan yang baik. Akan tetapi, memberikan hadiah, bertukaran bingkisan dan lain sebagainya pada perayaan Valentine, hanya akan merusak pemberinya dan penerimanya. Hal ini disebabkan pemberi hadiah tidak saja menghabur-hamburkan uang mereka untuk menggarap semua merek coklat yang ada di took-toko, akan tetapi juga akan menggarap siapa saja yang akan menerima coklat tersebut. Demikian pula orang yang menerima hadiah tersebut tidak saja memakan hadiah yang diberikan, akan  tetapi juga akan memakan orang yang memberikan hadiah. Karena hadiah yang diberikan, tidak lebih hanyalah sebagai kunci untuk bisa berkencan, berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan kegiatan pribadi suami dan istri.
Add caption
Inilah sebenarna hakikat dari perayaan valentine yang oleh orang Barat telah disamarkan dengan nama “hari kasih sayang”. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina, sehingga ungkapan kasih saying yang dimaksud adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Maka tidak hairan jika ada yang mengatakan bahwa semangat Valentine adalah semangat berzina atau perayaan Valentine adalah perayaan zina sedunia. Hal ini karena kejadian di lapangan membuktikan demikian, bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.
Kenyataan yang menyedihkan adalah kebiasaan yang dibuat oleh orang-orang barat tersebut, telah menular dan menjangkiti kaum muslimin seperti virus-virus yang menggerogoti anggota tubuh. Dan yang lebih menyedihkan, kebanyakan orang tidak pernah mempertanyakanya, mereka hanya ikut-ikut saja dan tak mau tahu darimana sebenarnya asal usul tentang valentine.
Jika kita telusuri sejarah Valentine, maka kita akan mendapati bahawa perayaan Valentine berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme  dan budaya syirik yang akan  merusak Aqidah. Kemudian perayaan tersebut dirubah menjadi hari perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I, yang  kemudian dirayakan pada  tanggal 14 Februari bertepatan dengan matinya St. Valentine untuk menghormati tokoh Nasrani tersebut yang  mereka anggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
Selain dari pada itu, perlu diketahui bahwa Kata “Valentine” itu sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi (pernyataan Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?).
Mengetahui hal tersebut, dapat dikatakan mengucapkan kata “to be my Valentine”, berarti meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”.  Ini merupakan perbuatan syirik, karena menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, jadi menghidupkan budaya Valentine sama dengan menghidupkan budaya syirik yang akan merusak agama dan aqidah kita.
Dengan demikian, merayakan Valentine atau orang yang merayakan Valentine sedang merayakan hari kematian St. Valentine, mengidolakannya sebagai  sosok tokoh Nasrani sang pejuang dan pembela cinta dan juga sedang menumbuhkan budaya syirik. Maka dari itu maka simaklah hidis berikut:
Anas  mengatakan “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai)”, (HR. Bukhari)
          Lalu bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta ?, Bagaimana jika melakukan kesyirikan yang dilarang oleh Agama dan pelakunya tidak akan masuk surga malah anda yang ikut menyuburkannya ?, Maukah anda dikumpulkan bersama tokoh Nasrani tersebut ?, Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir ?, tentu anda memilih meningalkan perayaan Valentine dan memilih berkumpul bersama orang-orang yang soleh, karena anda tahu bahwa merayakan Valentine hanya akan mengantarkan anda pada pintu Neraka. Maka dari itu, mulai saat ini jauhi dan katakan “tidak” untuk Valentine.
             

0 komentar:

Posting Komentar

Katakan “Tidak” Untuk Valentine’s Day



Oleh Jusman as-Sinjayi

            Tanggal 14 Pebruari  merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi lainnya. Hal ini disebabkan kepercayaan mereka bahwa pada hari ini adalah hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
Bertukaran bingkisan, bertukaran coklat, bertukaran kartu bertema cinta, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya menjadi ciri khas dari hari ini. Valentine’s Day, itulah nama yang mereka berikan untuk hari ini, sebuah hari di mana sebagian orang menjadikan hari ini sebagai hari khusus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang mereka.
Tak terhitung ribuan bahkan jutaan orang merayakan sebuah hari yang kita kenal sebagai Hari St. Valentine ini. Jutaan kartu berbentuk hati dan cokelat diberikan sebagai hadiah,  bahkan gereja-gereja mengadakan pesta besar-besaran pada hari yang juga disebut "Hari Cinta" ini. Di sekolah-sekolah, dari pra sekolah hingga Teman Kanak-kanak, anak-anak sampai orang dewasa dari segala usia juga turut serta melakukan pertukaran kartu yang berbentuk hati dan kata-kata yang terdengar dimana-mana pada hari ini adalah, “Be my valentine”.

Sebenarnya kebiasaan memberi hadiah untuk orang lain merupakan suatu perbuatan yang baik. Akan tetapi, memberikan hadiah, bertukaran bingkisan dan lain sebagainya pada perayaan Valentine, hanya akan merusak pemberinya dan penerimanya. Hal ini disebabkan pemberi hadiah tidak saja menghabur-hamburkan uang mereka untuk menggarap semua merek coklat yang ada di took-toko, akan tetapi juga akan menggarap siapa saja yang akan menerima coklat tersebut. Demikian pula orang yang menerima hadiah tersebut tidak saja memakan hadiah yang diberikan, akan  tetapi juga akan memakan orang yang memberikan hadiah. Karena hadiah yang diberikan, tidak lebih hanyalah sebagai kunci untuk bisa berkencan, berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan kegiatan pribadi suami dan istri.
Add caption
Inilah sebenarna hakikat dari perayaan valentine yang oleh orang Barat telah disamarkan dengan nama “hari kasih sayang”. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina, sehingga ungkapan kasih saying yang dimaksud adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Maka tidak hairan jika ada yang mengatakan bahwa semangat Valentine adalah semangat berzina atau perayaan Valentine adalah perayaan zina sedunia. Hal ini karena kejadian di lapangan membuktikan demikian, bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.
Kenyataan yang menyedihkan adalah kebiasaan yang dibuat oleh orang-orang barat tersebut, telah menular dan menjangkiti kaum muslimin seperti virus-virus yang menggerogoti anggota tubuh. Dan yang lebih menyedihkan, kebanyakan orang tidak pernah mempertanyakanya, mereka hanya ikut-ikut saja dan tak mau tahu darimana sebenarnya asal usul tentang valentine.
Jika kita telusuri sejarah Valentine, maka kita akan mendapati bahawa perayaan Valentine berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme  dan budaya syirik yang akan  merusak Aqidah. Kemudian perayaan tersebut dirubah menjadi hari perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I, yang  kemudian dirayakan pada  tanggal 14 Februari bertepatan dengan matinya St. Valentine untuk menghormati tokoh Nasrani tersebut yang  mereka anggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
Selain dari pada itu, perlu diketahui bahwa Kata “Valentine” itu sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi (pernyataan Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?).
Mengetahui hal tersebut, dapat dikatakan mengucapkan kata “to be my Valentine”, berarti meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”.  Ini merupakan perbuatan syirik, karena menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, jadi menghidupkan budaya Valentine sama dengan menghidupkan budaya syirik yang akan merusak agama dan aqidah kita.
Dengan demikian, merayakan Valentine atau orang yang merayakan Valentine sedang merayakan hari kematian St. Valentine, mengidolakannya sebagai  sosok tokoh Nasrani sang pejuang dan pembela cinta dan juga sedang menumbuhkan budaya syirik. Maka dari itu maka simaklah hidis berikut:
Anas  mengatakan “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai)”, (HR. Bukhari)
          Lalu bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta ?, Bagaimana jika melakukan kesyirikan yang dilarang oleh Agama dan pelakunya tidak akan masuk surga malah anda yang ikut menyuburkannya ?, Maukah anda dikumpulkan bersama tokoh Nasrani tersebut ?, Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir ?, tentu anda memilih meningalkan perayaan Valentine dan memilih berkumpul bersama orang-orang yang soleh, karena anda tahu bahwa merayakan Valentine hanya akan mengantarkan anda pada pintu Neraka. Maka dari itu, mulai saat ini jauhi dan katakan “tidak” untuk Valentine.
             
 

Blogger news

Blogroll

animasi blog

About